Minggu, 01 April 2012

MAKAN SAMBIL BERDIRI, KAYAK AYAM LHO!




Alhamdulillah kami telah dikaruniai tiga putra, semuanya perempuan. Azka, putri saya yang pertama adalah seorang anak yang cenderung pendiam dan lebih suka membaca daripada bercerita. Satu buku bisa dia lahap habis dalam sekejap. Faza, putri ketiga saya suka ikut-ikutan corat-coret di kertas ketika kakaknya sedang mewarnai ataupun menulis. Najwa, putri kedua saya adalah anak yang cukup banyak berceloteh. Apapun  yang dia alami dan dia lakukan di sekolah selalu dia ceritakan sesampainya di rumah.
Setiap pulang sekolah selalu ada hal baru dari dia. Mulai dari cerita tentang teman-temannya di sekolah sampai pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh Bu Guru.
“Ibu…tadi di sekolah, Awa (panggilan sayang kami untuk Najwa)  lihat CD Nabi …Nabi siapa itu yang masuk ke perut ikan paus…Nabi Yus…”(cerita Awa sepulang sekolah)
“Nabi Yunus”(kata saya menimpalinya)
“Ya, Nabi Yunus. Nabi Yunus masuk ke perut ikan paus lho…” (Dia lanjut ceritanya sampai selesai)
Sering juga dia main pentas-pentasan dengan bonekanya. Sambil membawa mikrofon-mikrofonan (kadang pensil, sedotan, dsb.) dia mengucapkan doa-doa, nasyid, yel-yel yang diajarkan oleh Bu Guru.
“Allahumma baarik lanaa fii maa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaabannar… Ya Allah berkatilah rizki yang telah Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”. (Sebelum menyuapin bonekanya dia lafadzkan do’a tersebut. Hi…hi…hi…lucu ya bonekanya diajari berdo’a).
“Kelompok Sumatera oi...oi… kelompok Sumatera … anaknya sholih-sholih… ceria dan gembira…” (yel-yel kelompok A1 Sumatera sering dia nyanyikan. Subhanallah lucunya kamu nak).
            Tidak hanya itu, adab-adab keseharian yang diajarkan oleh Bu Guru di sekolah juga dia beritahukan kepada kami, ayah dan ibunya,  sesampainya di rumah.
“Ibu… kata Bu Guru, kalau kita makan dan minum harus sambil duduk, nggak boleh sambil berdiri ataupun tiduran. Karena kalau makan sambil berdiri itu kayak ayam. Coba Ibu lihat, ayam kan kalau makan sambil berdiri. Terus kalau makan sambil tiduran itu kayak ular”. (Dia putar ulang hasil rekamannya di sekolah). 
Pernah suatu siang tanpa sadar saya makan snack sambil berdiri. Spontan Awa langsung bilang :
 “Ibu… kalau makan sambil duduk, tidak boleh sambil berdiri. Nanti kayak ayam lho kalau makannya sambil berdiri”. (Idiih, malu banget ya diingetin sama anak).  
“Astaghfirullah, maaf  nak Ibu lupa… terimakasih ya… Awa sudah mengingatkan Ibu”.
            Di lain hari Awa makan roti sambil jalan-jalan.  Ketika saya bilang :”Awa…katanya kalau makan tidak boleh sambil berdiri, nanti kayak ayam lho”. Sambil tersipu malu, Awa langsung duduk.
            Subhanallah, kelucuan anak-anak membuat kita terhibur sekaligus tersadar bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang masih suci. Baik buruknya goresan yang kita berikan pada anak-anak kita, akan turut menentukan seperti apa mereka kelak ketika dewasa. Apa yang dia dengar dan lihat itulah yang akan dia ucapkan dan lakukan.
Seharian  di sekolah, anak-anak kita tentu tidak hanya bermain tetapi mereka juga  belajar tentang nilai-nilai. Seperti penanaman nilai-nilai tentang adab makan yang diberikan oleh Bu Guru, kelihatannya sepele tapi hal itu sungguh membekas dalam diri anak. Mereka tentu tidak mau disamakan dengan ayam. Akhirnya mereka tidak akan berbuat seperti yang diperbuat oleh ayam.
Alangkah indahnya kalau di rumah anak-anak juga mendapatkan hal yang sama. Semua berawal dari keluarga. Keluarga yang sholih akan melahirkan masyarakat yang sholih. Semoga kita selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam mengemban amanah-Nya mendidik anak-anak kita. Amin.      
           
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar